Minggu, 15 Desember 2013

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

 

 A. PENGANTAR 

 Para sosiolog memandang pentingnya pengetahuan tentang proses sosial, mengingat bahwa pengetahuan mengenai struktur masyarakat belum cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan manusia. Bahkan Tamotsu shibutni menyatakan bahwa sosiologi mempelajari transaksi-transaksi sosial yang mencakup usaha-usaha bekerjasama antar pihak karena semua kegiatan-kegiatan manusia didasarkan pada gotong royong. Memang tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyai bentuk-bentuk strukturnya seperti, kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi dan kekuasaan, akan tetapi kesemuanya itu mempunyai derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola prilaku yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamiknya, disebabkan karena para warganya mengadakan hubungan satu dengan yang lainnya, baik dalam bentuk orang perorangan maupun kelompok sosial. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan antara orang perorangan dan kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bwntuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyangnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Dengan kata lain proses sosial diartika sebagai pengaruh timbal balik antara berbagi segi kehidupan bersama, misalnya, pengaruh-mempengaruhi antara soial dengan politik, polotik dengan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya. Untuk keperluan mata pelajaran pengantar sosiologi, pembahasan akan dibatasi hanya pada bentuk-bentuk interaksi sosial. Dengan cara itu diharapkan akan diperoleh aspek dinamis maupun statis dari masyarakat. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan mempelajari berbagi masalah masyarakat. Seumpamanya di Indonesia dapat dibahas mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa atau antara golongan terpelajar dan golongan agama. Berlangsungnya suatu proses interaksi didassarkan berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor imitasi memiliki peranan penting dalam proses interaksi sosial. Segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang unruk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negative misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang. Imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda emosi, yang mana menghambat daya berpikirnya secara rasional. Identifikasi sebenarnya merupakn kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi oleh karena itu kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor yang menjadi dasar berlangsungnya proses interaksi sosial. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karene tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah dasar proses sosial, yang mana menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. 

B. INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI FAKTOR UTAMA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL 

 Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok mnusia. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Misalnya, di kalangan banyak suku-suku bangsa di Indonesia, berlaku suatu tradisi yang telah melembaga dalam diri masyarakat bahwa dalam perkawinan, pihak laki-laki diharuskan memberikan mas kawin kepada pihak wanita. Dasar adanya mas kawin tersebut antara lain berasal dari alam pikiran bahwa dengan berpisahnya wanita dari keluarganya,maka timbul ketidakseimbangan magis dalam keluarga si wanita tersebut. Keseimbangan akan dicapai kembali apabila syarat-syarat mas kawin tadi dipenuhi.

 C. SYARAT-SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

 Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu : 1. Adanya kontak sosial 2. Adanya komunikasi Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu : 1. Antara orang-perorangan,misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melelui sosialisasi, yaitu suatu proses, dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota. 2. Antara orang-perorangan dengan kelompok manusia atau sebaliknya, misalnya apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat. 3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Umpamanya, dua partai politik mengadakan kerjasama untuk mengalahkan partai politik yang ketiga didalam pemilihan umum. Perlu dicatat bahwa suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, akan tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial tersebut dapat bersifat positif atau negative. Yang bersifat positif mengarah pada suatu kerjasama. Misalnya, apabila seorang pedagang buah menawarkan dagangannya kepada seorang nyoya rumah serta diterima dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya jual beli, maka kontak tersebut bersifat positif. Sedangkan yang bersifat negative mengarah pada suatu tertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan interaksi sosial. Misalnya, seorang nyonya rumah tampak bersungut-sungut suwaktu ditawarkan buah-buahan, maka kemungkinan besar tidak akan terjadi jual-beli. Hal ini telah terjadi kontak negative yang dapat menyebabkan tidak berlangsungnya suatu interaksi sosial. Kontak dapat pula bersifat primeer atau sekunder. kontak primer terjadi apabila mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Misalnya, berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sebaliknya kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Misalnya, Rendi berkata kepada Ratna, bahwa Sulton mengagumi kecerdasannya sebagai mahasiswi. Padahal Sulton sama sekali tidak bertemu dengan Ratna, akan tetapi telah terjadi kontak antara mereka, lewat perantara dari Rendi. Arti terpenting dari komunikasi adalah bahwa seorang memberikan tafsiran pada prilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak badan atau sikap), perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang-orang lainnya. Dengan demikian komunikasi memungkinkan kerjasama antara orang perseorangan atau antara kelompok-kelompok manusia dan komunikasi merupakan salah satu syarat terjadinya kerjasama. Akan tetapi, tidak selalu komunikasi mengahsilkan kerjasama. Bahkan suatu pertikaian akan terjadi akibat salah faham karena masing-masing tidak mau mengalah. 

D. KEHIDUPAN YANG TERASING 

Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat disebabkan karena secara fisik seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lain. Padahal, seperti diketaui, perkembangan jiwa seseorang dapat ditentukan oleh pergaulannya dengan orang-orang lain. Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan karena cacat pada salah satu inderanya. Beberapa hasil penyelidikan ternyata bahwa kepribadian orang-orang demikian mengalami banyak penderitaan sebagai akibat kehidupan asing, oleh karena cacat indera itu. Terasingnya seseorang mungkin juga disebabkan karena pengaruh perbedaan rasa tau kebudayaan yang kemudian menimbulakan prasangka-prasangka. Pada masyarakat yang berkasta dimana gerak sosial vertikal hampir-hampir tidak terjadi, terasingnya seseoorang dari kasta tertentu (biasanya warga kasta rendahan), apabila berada dalam kasta lainnya (kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi. Keadaan demikian juuga merupakan salah satu penghalang terhadap terjadinya interaksi sosial. Pada beberapa suku bangsa di Indonesia yang tertutup atau terasing agak sulit juga untuk mengadakan interaksi sosial. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu prasangka buruk terhadap warga suku bangsa lain, dan juga terhadap pengaruh yang masuk dari luar, yang dikhawatirkan akan dapat merusak norma-norma tradisional. Atas dasar prasangka demikian, sulit untuk mengadakan interaksi sosial, oleh karena komunikasi tak dapat berlangsung dengan baik.

0 komentar:

Posting Komentar